- Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam
“Dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al-Qashas: 77)
Ayat ini merupakan perintah bagi pria dan wanita untuk berusahan dan
berkarier agar bisa mencapai kehidupan bahagia di dunia dan di
akhirat. Banyak teks yang menunjukkan perintah untuk menuntut ilmu.
Dalam sejarah Islam, banyak sekali ditemukan para wanita terkenal di
bidang ilmu, sastra, fikih dan juga hadits. Memberikan pendidikan
kepada wanita pada zaman sekarang sudah menjadi sesuatu yang sangat
urgen, yaitu agar para wanita dapat melaksanakan segala tugas
sosialnya, baik di rumah maupun dalam masyarakat dengan para
teman-temannya.
Begitu juga dalam ajaran Islam, wanita juga mempunyai hak dan
kesempatan berkarir dengan tidak melalaikan fungsi dan kedudukannya
sebagai wanita. Cukup banyak ayat Al-Qur’an maupun hadits Nabi yang
mendorong wanita untuk berkarir.
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan
Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain.
(karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka
usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang
mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”(An-Nisa:
32)
Ayat tersebut memberikan dorongan bahwa wanita pun bisa berkarir dan
dapat mencapai prestasi sama dengan kaum pria, bergantung pada usaha
dan dorongan.
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al-Qashas: 77)
Ayat ini merupakan perintah bagi pria dan wanita untuk berusahan dan
berkarier agar bisa mencapai kehidupan bahagia di dunia dan di
akhirat.
“ Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki
maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke
dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” (An-Nisa’:
124)
Allah akan menjamin (memotivasi) pria ataupun wanita yang mau bekerja
(berkarier) dalam bidang apa saja yang tergolong pekerjaan baik
(halal).
“
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka
menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan
Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah: 77)
Allah menyuruh wanita maupun pria agar bisa bekerja sama, saling
menolong, baik dalam rangka kepentingan pekerjaan (karier)
maupun untuk kepentingan ibadah. Islam tidak membedakan urusan
mencari ilmu yang bermanfaat antara laki-laki dan perempuan. keduanya
sama-sama diperintahkan mempelajari ilmu yang bermanfaat.
Tugas ini umum untuk kaum laki-laki dan kaum perempuan. Dalam sejarah
banyak sekali ditemukan kaum perempuan yang terkenal cerdas dalam
ilmu syar’i. Islam tidak melarang wanita untuk belajar berbagai macam ilmu yang
bermanfaat yang ia kehendaki, karena menuntut ilmu adalah suatu
kewajiban bagi setiap muslim, nash dalam hadits ini mencakup dua
jenis insan yakni laki-laki dan wanita, sebagaimana dalam semua
bentuk perintah keagamaan.
Rosyid
Ridho berkata, “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap
muslim, walaupun tidak disebutkan kata-kata muslimah”.
Menurut Adil Fathi Abdulloh, “Wanita juga sebaiknya mempelajari
seni-seni bergaul dengan anak dalam suasana-suasana yang serba gelap
dan serba samar sekarang ini, di mana ia tidak bisa mengontrol dan
memikul tanggung jawab mendidik mereka sendirian.
Syaikh Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqor berkata, “Wanita dalam
masyarakat muslim dipersilahkan mempelajari ilmu apa saja yang
bermanfaat baginya di dunia dan akhirat”.
Ibnu Hazm berkata, “Setiap muslim, yang sudah balig, berakal,
laki-laki paupun perempuan, merdeka ataupun budak wajib untuk
bersuci, sholat, dan puasa yang wajib”.
Yang disebutkan Ibnu Hazm ini adalah ukuran minimal yang wajib
dipelajari setiap muslim dan muslimah. dalam hal ini tidak ada
perbedaan antar laki-laki dan perempuan, ketika ia berada dalam
bidang khusus tertentu, baik dalam urusan agama ataupun dunia, maka
mempelajari bidang tersebut adalah fardu ‘ain sesuai dengan
kemampuannya, sehingga ia bisa melaksanakannya dengan sebaik mungkin.
Mencari ilmu berbeda-beda bentuknya sesuai perbedaan zaman. Untuk
saat ini, kita hidup dalam dunia ilmu pengetahuan, kemajuan
intlektual, ilmu komputer dan internet. Wanita dituntut mengetahui
semua ini, sehingga ia tahu mana yang bermanfaat dan mana yang
berbahaya, selanjutnya ia bisa menyelamatkan anak-anaknya ke tempat
yang aman dan tidak menjerumuskan mereka ke cengkeraman fitnah yang
beraneka ragam.
Cakupan ilmu yang harus dicapai wanita saat ini sangatlah luas, siapa
yang tidak bergabung dengan kafilah ilmu yang sesuai dengan tuntutan,
ia akan jauh dari kenyataan yang sebenarnya dan akan mengalami
kerugian besar di bidang pendidikan. Karena, disana ada berbagai
makar dan konspirasi yang sengaja direncanakan untuk menyerang
anak-anak baik di timur maupun di barat.
No comments:
Post a Comment